Duuuh hati ta bisa diajak kompromi, semua terlihat salah. Badan, pikiran, keinginan blom bisa diajak berdamai. Waktu itu sebelum meninggalkan semuanya, terasa semangat baru. Semangat baru yang pada awalnya hanya untukku ternyata sudah menyebar dan menetapkan pilihannya.
Bukan, bukan aku ta mau melangkah, aku hanya butuh waktu. Dua bulan lebih kami bersama-sama merasakan asing, memulai, menjalin, mengenal, memahami, belajar menjadi tauladan, belajar menjadi lebih baik.
Menyongsong hari-hari baru nanti dirasa ta lengkap tanpa kehadiran semuanya. Terpisah oleh jarak tidak akan mengembalikan kebersamaan itu.
Rasanya terlalu cepat…