Marah

Pernah tidak marah sampai terasa ke ubun-ubun *kata orangtua dulu* ? Biasanya apa sih penyebabnya? 

Trus, apa yang dilakukan untuk melampiaskannya? 

Saya, biasanya kalau terasa sebegitu marahnya *murka* pencapaian terakhirnya adalah menangis, bukan, bukan saya cengeng, tapi itu pelampiasan saya. Setelah itu, langsung reda deh marahnya. Kalau kamu?

Advertisement

Jalan-jalan

Hari ini hujan terus mengguyur, ternyata tidak mengecilkan semangat keponakan-keponakan tercinta untuk jalan-jalan santai…hasilnya badan segar, sepatu ponakan ilang sebelah, nyeker, makan bubur ayam, soto mie, talas goreng lanjut teh hangat manis, bratwurst, yoghurt…hihihihihi..kok jadinya banyak yaa….

Yup, pasukan gembul sudah aktif kembali, selalu ngangenin main sama keponakan-keponakan dengan segala polahnya…

This is the real Valentine days..

Empat tahun yang lalu

Terasa sama hari-hari saya sebelum dan sesudah dia pergi, tidak semua orang tahu bagaimana rasa kehilangan itu…kami sudah lama tidak hidup bersama, tumbuh bersama, kami hanya tahu perkembangan kami dari keempat orangtua kami, paling tidak kedua orangtua saya..

Tapi kehilangan itu terus ada dihati saya, saya sudah merelakannya, saya terus mendoakannya, mengingatnya…Empat tahun yang lalu, dihari jadi teman saya yang lain, satu hari sebelum adik saya berulang tahun, berita itu seperti hentakan terbesar dalam hidup saya..

Saya masih mendoakan mu Mong, semoga saya tidak pernah melupakanmu..