Ulang Tahun

Hari ini ulang tahun mantan pacar saya. Sembilan tahun yang lalu saya selalu harap-harap cemas kejutan apa yang saya kasih dan apakah dia akan suka atau gak dengan hadiah dan kejutannya… setelah sembilan tahun, harap-harap cemas itu masih ada, walaupun sekarang, hari ini, gregetnya sudah tidak sama.

Dalam tiga tahun ini keterlibatan anggota keluarga yang lain turut menambah kemeriahan ulang tahunnya. Tidak melulu sebuah pesta, cukup dengan sebuah kartu kecil dengan tulisan-tulisan penuh doa dan canda.

Mungkin di ulang tahun ini ia tidak begitu menikmatinya dengan penuh kegembiraan. Ia kehilangan seorang sahabat diusia yang relatif muda. Sahabat yang telah ia kenal selama 17 tahun ini pergi meninggalkan banyak kenangan dihatinya. Tidak langsung terlihat ataupun terucap, tidak ada tetes air mata, tapi dengan bersamanya saya bisa merasakan kesedihan. Album foto dan barang-barang lama serta pesan sms di lihatnya kembali.Tiba-tiba kenangan itu muncul kembali, saya rasa.

Saya menemaninya tanpa sepatah kata, hanya sementara, iya pun kembali ceria. Banyak bercerita. Tidak hanya dia yang kembali belajar untuk kehilangan. Saya pun kembali belajar menjadi pendengar dan menjadi teman.

Selamat ulang tahun

Advertisement

4 taun

Eh, hari ini tepat 4 taun gue kerja di tempat sekarang.

Udah deh cuma mao bilang gitu aja

1869 km

Minggu lalu adalah perjalanan terpanjang gue selama ini. Yup, empat hari non stop. Gimana gak, Jkt-Sby-Jkt yang kalo diitung-itung menghabiskan waktu 82 jam lebih banyak diabisin didalam mobil dari pada nginjek tanah 😀

Niatan sih awalnya berubah-ubah, ngebayangin perjalanan panjang dengan waktu relatif singkat duuuh pegel lha, bete lha, perut mules lhaa…eh eh tau-taunya semua gak sesuai ketakutan gue. Apalagi kalo perjalanan itu bisa dinikmati bareng-bareng temen-temen yang bisa ngomong dan berprilaku menyimpang…wuiiidiiiih….gak ada kebetean yg mampir pokoknya.

Bisa aja ada temen gila 2 yang tersadar jam 2 pagi nawarin org p*p*s ditengah hutan…sontak yang laen sadar beneran…eh gak lama temen gila 2 ngingetin kalo pagi dini hari itu ada bulan purnama, temen gila 1 langsung buka jendela en melolong…aaauuuuuuuu….bak serigala jadi-jadian 😀

Hands up!!! itu teriakan lain temen gila 3 ke kita-kita yang asiik jejogetan dgr musik mp3 dari hp. Hihihihihihi….

Nentuin arah barat, timur, selatan, utara dari 6 kepala ternyata juga bisa jadi bagian yang fun..heahehehehe…

Perjalanan yang berkesan…

Terima kasih udah memberikan perjalanan yang menyenangkan temans…

Get Married

“ Manakala seseorang telah menikah,berarti telah menyempurnakan

Setengah dari agamanya

Maka bertaqwalah kepada Allah untuk menyempurnakan

yang Seperdua lagi “

(Anas bin Malik ra.)

Keputusan terbesar manusia adalah menikah. Memutuskan siapa yang paling tepat untuk mendampingi seluruh hidupnya, bukan perkara mudah…tapi bisa mudah jika dibuat mudah…

Banyak kebahagiaan yang terasa ketika masa itu datang.

Semua pikiran berlari, kembali ke masa lalu indah, bagaimana awalnya sampai terjadi keputusan itu..?? Kenangan indah pastinya akan memenuhi seluruh pikiran, memabukkan. Hanya ada satu kata yang dapat menggambarkan, yaitu BAHAGIA.

Waktu berlalu, sedikit demi sedikit menjadi nyata, menjadi beda. Sekejap kita berada dalam situasi diluar dugaan.

Proses adaptasi yang awalnya menjadi suatu yang masih bisa dinikmati, hingga tidak ada lagi kata sabar dan ikhlas. Semua mau bicara, tidak ada yang mau mendengar, semua diatas ego. Kalau biasanya kita mengenal kata keTuhanan yang Maha Esa, seketika menjadi KeNafsuan yang Maha Esa.

Nafsu mengelilingi segalanya.

Sekejap lagi kita berada dalam situasi penuh kemarahan, kita lupa akan awal dari semuanya. Awal bagaimana kita merasakan yang dulu sering kita sanjung-sanjung, awal yang memabukkan….lalu semua memudar, meragu, mengacaukan. Tidak terlihat lagi pandangan-pandangan indah. Tertutup semuanya. Jalan pintas, selamat datang.

Oh, Gusti, apa yang terjadi, apakah ini benar-benar seperti yang Kau inginkan, atau ini murni perbuatan yang bersangkutan.

Kesedihan, trauma, sakit tidak pernah absen.

Sanggupkah kamu mengembalikan mimpimu?

niKmat

Ada kalanya kesadaran kita teruji, situasi yang menyapa kesadaran kita, apakah kita berada disituasi yang sebenarnya atau tidak. Suatu pagi kita terhenyak dengan gambaran penuh keharuan. Keharuan yang menimbulkan semangat untuk ikut membantu, semangat untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Tanpa disadari dalam hari yang sama hanya berselang beberapa jam, situasi berubah, menjadi situasi yang berbanding terbalik dengan situasi dipagi hari. Dimana keharuan dengan serta merta hilang tak berbekas. Tergantikan dengan situasi kerakusan, kealpaan, pengharapan akan hal-hal yang sudah dipastikan akan melupakan keharuan dipagi hari tadi.

Ketika tersadar, agak sulit membedakan mana yang kehidupan nyata, mana yang maya. Semua terasa biasa saja tidak ada rasa penghianatan, tak jelas, atau apapun itu.

Proses…ya ….benar-benar sebuah proses. Proses yang harus kita lewati karena pilihan kita sendiri, untuk melewati. Gak selalu menyakitkan ataupun menyenangkan. Tanpa rasa pun bisa terasa nikmatnya.

Inilah yang namanya kenikmatan, bagaimanapun, apapun, dimanapun tetap NIKMAT….

LuPa

LUPA, seringkali kita lupa akan banyak hal. Dari sekedar lupa dengan barang bawaan, lupa akan janji, lupa akan komitmen. Lupa mungkin bisa juga dikategorikan sebagai ketidaksadaran sesaat juga jangka menengah dan panjang. Secara umum lupa sudah dimaklumi banyak orang. Secara khusus lupa atau kealpaan memberikan banyak pembelajaran bagi seseorang. Pembelajaran akan manajemen waktu dan pikiran, kepedulian, perhatian dan mungkin masih banyak lagi.

Kita bisa lupa akan sebuah kesabaran yang sedang kita latih, lupa untuk bisa selalu berada dalam jalur, lupa untuk menjadi seseorang sesuai tujuan, harapan, cita-cita dan keinginan yang sudah kita niatkan, yang sudah kita rencanakan.

Hal ini tidak sedikit terjadi dalam kehidupan gue pribadi. Refleksi selalu menjadi tema semua tulisan gue sejak lama, proses pembelajaran jangka panjang, kadang tidak luput dari kealpaan/LUPA! Segera setelah ingat, tersadar, selalu dicari jalan keluar, sebuah perbaikan.

Merasa bersalah sudah pasti menjalar, penyesalan selalu datang belakangan. Tapi akhir-akhir ini tidak hanya perasaan, tapi pikiran gue pun sudah bisa mengingatkan, seharusnya lebih jitu, lebih berhasil menghentikan hal yang tidak diinginkan. Tapi apa yang terjadi, kesadaran dikuasai NAFSU. Kalau sudah begini ‘RED ALERT’, harus dilakukan instropeksi darurat. Keluarkan sementara semua perasaan supaya logika bisa berjalan sendiri. Setelah konsisten, dipadukan dengan perasaan. DONE!!! Kesadaran muncul. Nafsu terkendali!!

Tersadar akan pentingnya ‘lupa’ sebagai justru pengingat kita terhadap hal lain yang lebih baik di waktu yang akan datang. Sekali lagi ‘proses pembelajaran’.

Terima kasih atas semua kesadaran yang selalu pop-up dipikiran-pikiran ini. Semoga bisa lulus dengan baik.